Mana ada perlawanan tanpa keringat
Mana bisa kemenangan tanpa semangat
Mana ada keberhasilan dalam waktu singkat
Jangan ada persaingan yang tak sehat
Rebut.. Jangan didiamkan saja
Rebut.. Kejar & jangan diam saja
Mana ada pertarungan untuk mengalah
Mana ada sejarah kita menyerah
Seluruh negri teriak bersama
Penjuru negri berseru.. 1... 2...
1... 2... 3... 4...
Mana bisa kemenangan tanpa semangat
Mana ada keberhasilan dalam waktu singkat
Jangan ada persaingan yang tak sehat
Rebut.. Jangan didiamkan saja
Rebut.. Kejar & jangan diam saja
Mana ada pertarungan untuk mengalah
Mana ada sejarah kita menyerah
Seluruh negri teriak bersama
Penjuru negri berseru.. 1... 2...
1... 2... 3... 4...
"Rebut", Slank
Hidup adalah perjuangan, perjuangan adalah usaha, usaha adalah cita-cita. Dari mulai Sekolah dasar kita sudah diajarkan untuk menggapai cita-cita setinggi dan sejauh mungkin. Ingat guy's, "Hari Kemarin Adalah Sejarah, Hari Ini Adalah Anugerah, Hari Esok Adalah Misteri. So, Hadapi misterimu dengan semangat dan do'a.
Kali ini saya mau sharing tentang keterbatasan cita-cita biar kita slalu berhati-hati dalam menghadapi sesuatu.
Ada dua keterbatasan cita-cita:
(1) Kecenderungan mengubah cita-cita Anda sebelum menjadi kenyataan,
dan (2) Bahaya ambisi pribadi yang tidak terkendali, cita-cita yang tidak
terkontrol dan tidak terarah.
Mari kita bahas satu persatu kedua point di atas,sbb.:
Cita-cita yang Bcrubah
Pernahkah Anda melihat seorang wiraniaga (salesman) yang sangat berhasil dalam usahanya? Kemudian, setelah dia masuk dalam golongan orang dengan pendapatan lebih besar, tiba-tiba dia ingin menjadi seorang manajer, atau ingin menjual produk lain, atau ingin mencoba bidang lain. Dalam proses itu, dia meniadakan atau melanggar prinsip dan praktek yang telah menjadikannya berhasil. Dengan demikian, cita-cita diganggu oleh perubahan rencana. Keawaman dalam bidang yang baru sering merusak prinsip-prinsip utama yang membuatnya berhasil.
Pernahkah Anda melihat seorang wiraniaga (salesman) yang sangat berhasil dalam usahanya? Kemudian, setelah dia masuk dalam golongan orang dengan pendapatan lebih besar, tiba-tiba dia ingin menjadi seorang manajer, atau ingin menjual produk lain, atau ingin mencoba bidang lain. Dalam proses itu, dia meniadakan atau melanggar prinsip dan praktek yang telah menjadikannya berhasil. Dengan demikian, cita-cita diganggu oleh perubahan rencana. Keawaman dalam bidang yang baru sering merusak prinsip-prinsip utama yang membuatnya berhasil.
Bisa saja seorang penyanyi menjadi terkenal di seluruh negeri dan
meraih penghargaan piringan emas di bidang rekaman. Tetapi, mendadak dia
memutuskan untuk menjadi bintang film. Dalam kegamangan dan kebingungan
emosional selama mempelajari peran yang baru, dia malah menghancurkan
dasar-dasar kematangan yang telah membuatnya sukses.
Dibawah ini ada sebuah kisah, ada seorang ahli elektronika, jenius di
laboratorium, penemu yang luar biasa. Kesempatan datang kepadanya untuk
mendirikan perusahaan sendiri, dia mengambil seluruh tabungannya dan
mendirikan perusahaan pemasok barang-barang di bidang yang membuatnya
berhasil. Nyatanya dia gagal. Ternyata, dia tidak memahami manajemen.
Dia tidak paham akuntansi, juga tidak tahu bagaimana menjual dan
melakukan pembelian. Hal ini membuatnya begitu frustrasi sampai-sampai
dia berkeinginan untuk mengakhiri hidupnya.
Dia telah kehilangan kepercayaan diri dan hal-hal yang telah
membuatnya berhasil sebelumnya. Akhirnya dia bangkrut. Sekarang dia
kembali menekuni bidang teknik dan penemuan, yang merupakan keahliannya,
namun pengalaman pahit yang dialaminya telah menggoreskan bekas dalam
hidupnya.
Cita-cita dan Ambisi yang Tak Terkendali
Albert Camus pernah bercerita tentang seorang pemuda yang
meninggalkan rumah selama 25 tahun. Dia menikah, menjadi kaya dan
memutuskan untuk kembali ke kampung halamannya untuk mengunjungi ibu dan
saudara perempuannya.
Dia datang diam-diam tanpa pemberitahuan, dan tiba di rumah
penginapan yang dikelola oleh ibu dan saudara perempuannya. Mereka sama
sekali tidak mengenalinya lagi dan dengan maksud melucu dia tetap tidak
menunjukkan jati diri yang sebenarnya. Saat hendak istirahat malam, dia
tetap berlagak sebagai pengunjung biasa. Namun pada malam itu, ibu dan
saudara perempuannya merampok pemuda tersebut, membunuhnya, dan membuang
jasadnya ke kali. Ternyata, ibu dan anak perempuan itu selama
bertahun-tahun memang sering membunuh tamu-tamu hotel. Bagi mereka,
pemuda itu tidak ada bedanya dengan tamu yang lain. Ketika istri pemuda
itu datang ke penginapan tersebut untuk mencari suaminya, dia
menceritakan keadaan yang sebenarnya.
Ibu dan anak perempuannya sangat terkejut dan merasa sangat bersalah,
sehingga keduanya melakukan bunuh diri. Dapatkah anda memberikan contoh
yang lebih tragis akibat ambisi yang tidak terkendali? Yang dapat saya
pikirkan hanyalah Hitler, Stalin, dan pemimpin-pemimpin Komunis. Lebih
baik hidup sebagai orang biasa tetapi hidup layak, ketimbang diperbudak
oleh ambisi yang tidak terkendali. Cita-cita adalah perlengkapan kita
menuju sukses. Cita-cita adalah alat kita. Cita-cita akan menuruti
segala kehendak
kita seperti budak kepada tuannya, tetapi betapa hebatnya budak dan hamba ini bila kita dapat mengendalikannya. Kunci sukses Anda hari ini adalah belajar mengendalikan cita-cita Anda. Jadikanlah dia suatu alat bantu yang mengagumkan.
kita seperti budak kepada tuannya, tetapi betapa hebatnya budak dan hamba ini bila kita dapat mengendalikannya. Kunci sukses Anda hari ini adalah belajar mengendalikan cita-cita Anda. Jadikanlah dia suatu alat bantu yang mengagumkan.
Ibuku ingin aku jadi dokter gigi..
Biar banyak pasien penghasilanpun tinggi ..
Bapak inginku jadi priayi berdasi
Dapat tempat basah juga cari posisi ..
Entah aku nanti jadi apa..?
Entah aku jadi apa saja (terserah)
Asal.. kecil bersuka dan muda terkenal..
Tua kaya raya mati masuk surga ..
Guruku ingin aku jadi politikus ..
Atau jadi jaksa yang pinter bongkar kasus ..
Kakek ingin aku jadi bandar beras ..
Punya banyak pasar laba smakin keras
Biar banyak pasien penghasilanpun tinggi ..
Bapak inginku jadi priayi berdasi
Dapat tempat basah juga cari posisi ..
Entah aku nanti jadi apa..?
Entah aku jadi apa saja (terserah)
Asal.. kecil bersuka dan muda terkenal..
Tua kaya raya mati masuk surga ..
Guruku ingin aku jadi politikus ..
Atau jadi jaksa yang pinter bongkar kasus ..
Kakek ingin aku jadi bandar beras ..
Punya banyak pasar laba smakin keras
"Entah Aku Nanti Jadi Apa". Slank
Tidak ada komentar:
Posting Komentar