Daftar Blog Saya

Senin, 15 Oktober 2012

LEMBAH BALIEM


Aku gak perlu uang ribuan
Yang aku mau uang merah cepe'an
Aku gak butuh kedudukan
Yang penting masih ada lahan 'tuk makan

Asal ada babi untuk di panggang
Asal banyak ubi untuk ku makan
Aku cukup senang... aku cukup senang
Dan akupun tenang
Aku gak ngerti ada banyak tambang
Yang aku tahu banyak hutan yang hilang
Aku gak perduli banyak nada sumbang
Kita orang ini dianggap terbelakang
Asal ada babi untuk di panggang
Asal banyak ubi untuk ku makan
Aku cukup senang... aku cukup senang
Dan akupun tenang
Hei... yamko rambe yamko...aronawa... ombe
Hei... yamko rambe yamko...aronawa... ombe
Hei ngino kibe kumbano kumbu beko
Yumano kumbu awe ade


Ada sebuah gua tersembunyi di LembahBaliem , Kabupaten Jayawijaya, Papua. Gua Lokale , begitumasyarakat setempat menyebutnya, hingga saat ini belum ditemukan ujungnya.Misterius dan tak terjamah!

"Ini salah satu gua terpanjang didunia," begitu kata Pak Boa, pemilik tanah di sekitar Gua Lokale.Tak mungkin saya percaya begitu saja. Dasarnya apa? Siapa yang meneliti? Tahunberapa dicanangkannya?

Beragam pertanyaan langsung melintas dikepala. Hari itu, saya bersama rombongan wartawan yang meliput Festival BudayaLembah Baliem 2012 menyempatkan diri untuk berkunjung ke sana. Masyarakatsetempat menyebutnya Gua Lokale. Lokasinya tak jauh dari tempat festivalberlangsung, yaitu di Desa Wosilimo, Kabupaten Jayawijaya, Papua.

Sebelum memasuki gua, saya mendengarpenjelasan Pak Boa sambil membayangkan berbagai kemungkinan. Apakah benar kataPak Boa, Lokale adalah salah satu gua terpanjang di dunia?

"Gua ini dibuka tahun 1992. Tahun 1996,ahli gua dari Amerika datang ke sini. Dia masuk Lokale jam 6 pagi, baru keluarjam 6 sore besok harinya. Kami semua warga sini mengira dia meninggal di dalamsana," kata Pak Boa, telunjuknya mengarah ke lokasi gua.

Saat ditanya siapa nama ahli gua itu, Pak Boamengaku lupa. Namun katanya ahli gua itu pernah berkata, kalau Lokale bisa jadi gua terpanjang di dunia.

"Dia bilang, gua ini adalah kebanggaan Indonesia. Harus dijaga baik-baik. Sampai sekarang, belum ketemu di manaujungnya. Belum ada yang berani masuk lebih dalam," tambah Pak Boa.

Kontan, ketertarikan kami terhadap guatersebut semakin nyata. Rasa penasaran semakin besar. Sebentar lagi kami akanmemasuki gua itu, walaupun sangsi, apakah kami akan berhasil sampai jarak 2kilometer seperti sang ahli.

"Di dalam sana ada 2 aula besar. Aulapertama 850 meter jaraknya dari pintu gua. Aula kedua, 2 kilometer,"lanjut Pak Boa.

Berbekal informasi itu, kami mulai memasukigua. Masing-masing harus sedia senter, karena tak ada cahaya sama sekali didalamnya. Beruntung saya punya Power Bank yang dilengkapi senter mini, cukuplahuntuk jarak pandang 2 meter. 

Ada papan peringatan yang terpampang di papan kayu dekat pintu gua. Beberapa poin mencakup larangan buang sampah, buang air,ambil apa pun dari gua, pegang bentukan alam, juga larangan tangkap atau ganggu hewan gua. Hewan gua?

Pertanyaan prematur kembali muncul di kepala.Penasaran, saya langsung menanyakan kepada Pak Boa. Ia menjawab, di jarak 800meter ada kolam berisi ikan dan udang. Tapi tak boleh diambil, katanya.

Kegelapan menyeruak dari dalam gua. Hanyabeberapa langkah, sudah ada tangga turun ke permukaan yang lebih rendah. Dititik ini saya sudah berada di bawah permukaan tanah. Masuk lebih dalam,suasana semakin mencekam. Cahaya hanya ber dari senter-senter mini milik kami.

Stalagtit dan stalagmit menyambut dari segala penjuru. Namun permukaan gua masih didominasi tanah yang cukup nyaman dipijak.Dinding gua terasa lembab, namun masih nyaman untuk kami bernafas. Saat menyorotkan sinar senter ke langit-langit, titik air terlihat bagai butiran kristal. Indah!

Di satu waktu, Pak Boa berhenti berjalan dan memukul-mukul salah satu dinding gua. Pukulan itu menghasilkan suara unik,mirip seperti gendang namun lebih nyaring. Suara bagai alat musik itu menghentikan kami di tempat tersebut.

Karena keterbatasan waktu, kami memutuskan untuk kembali ke permukaan. Tak sampai 10 menit saya sudah sampai di pintu gua,menyambut sinar matahari yang siang itu sedang riang. Dalam hati saya berpikir,pasti ada ahli gua dari Indonesia yang pernah ke sini. Namun siapa? Kapan?

Semoga nanti ada penelitian lebih lanjut diGua Lokale. Kalau memang benar gua ini salah satu yang terpanjang di dunia,pasti menjadi kebanggaan tersendiri bagi Indonesia khususnya Papua. 

Tidak ada komentar: